Translate

Quotes

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
(Pramoedya Ananta Toer)

Sabtu, 28 Januari 2012

SYUKUR


Wajah teduh Johan tersingkap di peluk damai ibunya. Terlihat pula raut lelah pada wajah istriku. Sehari yang bermakna. Mengingatkanku untuk selalu bersyukur. Pencapaian yang begitu besar atas keluarga yang Tuhan berikan tujuh tahun ini. Aini sosok istri sempurna. Entahlah, melihat Johan dalam pelukannya, serasa jiwaku mengenang masa kecil dengan emakku dulu. Perempuan yang bersahaja.

“Ayah, belum tidur?” pekik Johan yang langsung menggelandoti tanganku.

“Mas Aji, kerjaannya di lanjut besok saja. Acara di Panti tadi kan sudah bikin mas kewalahan ”, aku menanggapinya diam.

“Mas, sholat dulu ya dek”, Aini menganggukan kepalanya tapi tak dengan Johan.

“Johan.. lepasin ayah, apa Johan mau ikut sholat isya’ ?”

Johan telah siap diatas sajadah kecilnya. Semakin kangen saja aku bila merasakan ini. Dulu, almarhum bapak juga sering mengajakku sholat bersama. Pernah ketika aku berulang tahun yang ke sepuluh bapak memberiku hadiah. Itu hadiahku pertama dari bapak. Aku sempat tak mengerti untuk apa bapak memberikan barang itu. Seingatku, aku cuman diam dan menaruh barang itu di atas lemari yang berada di depanku sekarang.
Johan masih duduk diatas sajadahnya. Sesekali ia menengokku. Kumelangkah dan berjinjit mencari sebuah kardus sepatu. Sudah dua puluh tahun lebih aku melupakan barang pertama pemberian bapak. Warnanya masih sama coklat, tetapi debu telah buatnya makin mencoklat. Aku buka dan mendekap barang yang ada di dalamnya. Kenapa aku bisa lupa, Ya Rabb?

Aku menghampiri Johan yang tengah bersiap sholat. Aku letakkan barang itu di atas meja belajar Johan. Selesai sholat, aku membuka barang itu. Kubaca perlahan, meresapi setiap kata kenangan. Johan mengikuti bacaan yang aku lantunkan. “Shodaqallahul adzim…..”.
Al-Qur’an itu merindukanku pada bapak. Ini hari ulang tahunku terindah, seakan bapak hadir bersama kerinduanku.

Jefri Setyawan (Jef  Kenzie)
Pasuruan, 29 Januari 2012

2 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites