Kami putra dan putri Indonesia,
mengaku bertumpah darah yang satu,
tanah air Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia,
mengaku berbangsa yang satu,
bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia,
menjunjung bahasa persatuan,
bahasa Indonesia.
Sepintas
tersirat makna kalimat diatas. Kita satu, dalam satu tempat untuk satu tujuan.
Sesuatu yang selalu di koar-koarkan di luar sana. INDONESIA!!!!!!!!!!!
Namun, tengoklah kenyataannya
sekarang. Apakah setiap pribadi di setiap daerah juga diwakili dengan satu kata
kebanggaan tersebut? Itulah sebuah berita, kadang ada, tak dianggap bahkan
selalu dipuja laksana permata. Indonesia adalah satu kesatuan dari sebagian
diri yang terkumpul oleh berbagai banyaknya tujuan pribadi yang jumlahnya
229.964.720 jiwa. Memang, sulit menyatukan keinginan yang merangkainya menjadi
satu kata INDONESIA. Banyaknya demo, mogok makan dan korupsi pun adalah potret
dari pribadi yang tidak pernah mengenal arti kesatuan. Menjadi jiwa yang resah atas
dirinya sendiri, lalu memanfaatkan peluang dalam kesempitan hingga berakhir
kekecewaan. Itulah mereka. Berbeda, dari sosok kaum yang tengah diam. Kaum yang
bungkam. Dan kaum yang pasrah tentang apa yang bakal ia terima sebagai
kewajibannya nanti.
Keadaan masyarakat yang tenang, hampir
jauh dari kata unjuk rasa. Namun tunjuk rasa mereka junjung tinggi-tinggi.
Permata diujung timur, Papua. Wilayah yang serba kaya ini sangat cocok bagi
kita untuk transmigrasi. Yang sudah muak dengan kaum atas yang sama sekali anti
tunjuk rasa. Wilayah yang mirip dengan kepala burung in tak beda jauh dengan
cara berfikirnya. Masih natural, itulah yang penulis tahu. Banyak sekali
perwakilan anak Papua yang melenggang hingga kancah Nasional. Terbitnya pemain
sepak bola handal, calon ilmuwan fisikawan dunia, bahkan putri Papua selalu
menyabet gelar putri persahabatan dalam
event ratu kecantikan. Wilayah yang kaya, alam yang masih hijau. Anginpun
dengan pelit berhembus kencang. Terik panas yang masih kabur terlihat. Karena
pohon menopangnya dengan tanduk-tanduk yang perkasa. Dalam hal ini, inilah
dunia impian kaum priyayi. Kaum yang masih pegang teguh kesatuan. Kesatuan yang
bakal menjadikan Indonesia mercusuar dunia, Dan itu tugas kita, transmigrasi
kesana atau mengimitasinya dalam hati kita. Anda punya pilihan mulai sekarang.
0 komentar:
Posting Komentar