Translate

Quotes

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
(Pramoedya Ananta Toer)

Jumat, 11 Mei 2012

MENGKAJI PERMAINAN TRADISIONAL BENDAN DALAM IMPLIKASINYA PADA KARAKTER ANAK-ANAK DUSUN PASAR KECAMATAN NGULING KABUPATEN PASURUAN

MENGKAJI PERMAINAN TRADISIONAL BENDAN DALAM IMPLIKASINYA PADA KARAKTER ANAK-ANAK DUSUN PASAR KECAMATAN NGULING KABUPATEN PASURUAN


KARYA TULIS ILMIAH

Disusun sebagai syarat pemenuhan nilai tugas Bahasa Indonesia
DISUSUN OLEH :

JEFRI SETYAWAN (5724)
LILIK THOYYIBAH (5749)
NINIT CAHYANTI (5798)
M. ROFIK RIDWAN


PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN
DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI
UPTD PENDIDIKAN SMA NEGERI 1 GRATI
Jl. Sumurwaru No. 32 Telp (0343) 481017 Nguling – Pasuruan




LEMBAR PENGERSAHAN

KARYA TULIS : MENGKAJI PERMAINAN TRADISIONAL BENDAN DALAM IMPLIKASINYA PADA KARAKTER ANAK-ANAK DUSUN PASAR KECAMATAN NGULING KABUPATEN PASURUAN

NAMA :
1. JEFRI SETYAWAN (5724)
2. LILIK THOYYIBAH (5749)
3. NINIT CAHYANTI (5798)
4. M. ROFIK RIDWAN ( )


KARYA TULIS ILMIAH INI TELAH DIPERIKSA DAN DISETUJUI

NGULING, 5 MEI 2012


  Mengetahui
Kepala SMAN 1 GRATI



Nur Hasan, M.Pd
NIP.19570415 198403 1 012



 Pembimbing


Dwi Hariyanti S.Pd
NIP. 1972 1022 200902 2 001


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan ke – Hadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis berjidul “MENGKAJI PERMAINAN TRADISIONAL BENDAN DALAM IMPLIKASINYA PADA KARAKTER ANAK-ANAK DUSUN PASAR KECAMATAN NGULING KABUPATEN PASURUAN “ dengan tepat waktu.

Karya tulis ini ditulis sebagai pemenuhan nilai tugas Bahasa Indonesia yang berkenaan dengan Menulis Karya Tulis Ilmiah. Sesungguhnya penulis meyakini tanpa bantuan dan uluran tangan, pendapat atau input dari berbagai pihak, penulisan karya ilmiah ini tidak akan membawa hasil yang maksimal.

Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. H. Nur Hasan, M.Pd, selaku Bapak Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Grati.
2. Ibu Dwi Hariyanti, S.Pd, selaku pengajar Bahasa Indonesia kelas XI IPS 4 SMA Negeri 1 Grati
3. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan karya tulis ini.

Kami sebagai penulis telah menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kata maksimal, jadi kritik dan saran yang membawa ke arah positif masih kita nantikan



Nguling, 29 April 2012


Penulis









BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Kebudayaan merupakan karakter masyarakat bukan karakter secara individual. Semua yang dipelajari dalam kehidupan sosial dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya merupakan kebudayaan. Kebudayaan selalu dipergunakan sebagai pedoman hidup artinya sebagai sarana untuk menyelenggarakan seluruh tatanan kehidupan warga masyarakat tersebut (Atik Catur Budiati: 2009: 86).

Kebudayaan terlahir dari berbagai sumber kearifan lokal maupun secara spontanitas dari masyarakat tersebut. Bentuk dari kebudayaan sangatlah beranekaragam. Dalam bidang seni yang meliputi seni tari, seni tulis, seni sandiwara, seni lukis, dan lain-lain. Sedangkan banyak lagi kebudayaan yang masing-masing teraplikasikan dalam berbagai kategori. Salah satunya adalah kebudayaan yang berupa permainan tradisional.

Permainan tradisional merupakan sarana interaksi tempo dulu yang bersifat rekreatif atau menghibur. Jenis permainan sangatlah bermacam-bacam, dari yang menggunakan peralatan sederhana hingga peralatan yang rumit sudah mendarah daging pada masayarakat tradisional kemudian terbawa hingga masyarakat modern kini. Salah satu permainan tradisional yang sangat sederhana yaitu Bendan.

Bendan merupakan nama permainan yang umum dikenal pada masyarakat Kabupaten Pasuruan. Cara bermain yang unik, mudah, sederhana dan edukatif merupakan faktor pendukung proses penanaman nilai-nilai pada anak-anak usia dini.

Berangkat dari keadaan demikian penulis mengangkat judul “Mengkaji Permainan Tradisional Bendan dalam Implikasinya pada Karakter Anak-Anak Dusun Pasar Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan” dalam karya tulis ini.
1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah: “Bagaimana Peranan Permainan Tradisional Bendan dalam Proses Pembentukan Karakter Anak-anak Dusun Pasar Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui peranan permainan tradisional Bendan dalam proses pembentukan karakter anak-anak di Dusun Pasar Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mengidentifikasi permainan tradisional Bendan dalam proses pembentukan karakter anak-anak di Dusun Pasar Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan.
1.3.2.2 Mengidentifikasi proses berlangsungnya penanaman nilai-nilai moral dalam permainan tradisional Bendan.
1.3.2.2 Mengidentifikasi pengaruh tradisional Bendan bagi pola perilaku anak-anak di Dusun Pasar Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat mengetahui nilai-nilai sosial yang terkandung dalam setiap permainan tradisional pada umumnya, dan permainan Bendan pada khususnya

1.4.2 Bagi Anak-Anak
Anak-anak mampu menghayati dan mengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung dalam permainan tradisional Bendan sehingga setiap individu menjadi lebih arif dalam menjalani proses menuju tahap remaja.

1.4.3 Bagi Orangtua
Orangtua dapat menggerakkan putra-putrinya untuk bermainan berbagai permainan tradisional sebagai alternatif permainan modern.

1.4.4 Bagi Instansi Terkait
Memberikan masukan pada pihak terkait mengenai dampak baik dan potensinya dalam sumbangsihnya terhadap karakter bangsa, terutama anak-anak sebagai penerus bangsa.

1.4.5 Bagi Peneliti Lainnya
Sebagai masukan atau informasi tambahan dalam mengembangkan penelitian berikutnya yang berkenaan dengan cara–cara pengembangan karakter bangsa.








BAB II
KAJIAN TEORI



2.1 Permainan Tradisional

Permainan tradisional adalah bentuk kegiatan permainan dan atau olahraga yang berkembang dari suatu kebiasaan masyarakat tertentu. Pada perkembangan selanjutnya permainan tradisional sering dijadikan sebagai jenis permainan yang memiliki ciri kedaerahan asli serta disesuaikan dengan tradisi budaya setempat. Kegiatannya dilakukan baik secara rutin maupun sekali-kali dengan maksud untuk mencari hiburan dan mengisi waktu luang setelah terlepas dari aktivitas rutin seperti bekerja mencari nafkah, sekolah, dan sebagainya.
(http://www.scribd.com/doc/55865763/Modul-4-Permainan-Tradisional-1, 29 April 2012, 17:57 WIB)

2.2 Permainan Bendan

2.2.1 Definisi

Permainan Bendan merupakan permainan klasik yang dilakukan dengan menggunakan kaki dan strategi dalam bidang datar yang dimainkan sesuai dengan pola yang dibuat sebelumnya.
(Sumber: menurut masyarakat Pasuruan).


2.2.2 Nilai-nilai Moral

Setiap permaian tradisional menampilkan sisi tersendiri untuk perkembangan kecerdasan anak. Hal ini sangat berbeda sekali dengan permainan modern yang berkembang saat ini. Adapun pesan moral yang dapat disampaikan oleh permainan bendan ini adalah
a. Permainan ini mengajarkan untuk berbagi kepada sesama teman.
b. Harus dapat bersikap sportif terhadap setiap permaian yang dilakukan serta harus dapat menerima jika dia kalah.
c. Setiap orang jika ingin sukses harus berjalan mulai bawah setelah itu baru dia akan merasakkan hasil kerja kerasnya selama ini.
d. Anak akan berpikir kreatif terhadap hal-hal yang ada disekelilingnya sehingga diharapkan kelak anak-anak tersebut menjadi manusia dewasa yang kreatif serta berperilaku positif.
e. Seseorang jika ingin sukses harus berjalan satu per satu terlebih dahulu.


2.2.3 Tujuan Permainan

Adapun tujuan diadakan ini adalah :
a. Melestarikan permainan tradisional sebagai ciri khas bangsa Indonesia
b. Memperkenalkan permainan tradisional Indonesia terutama ke masyarakat Indonesia sendiri yang tidak kenal dengan permainan tradisional tersebut.
c. Memberikan pengertian kepada orang tua-orang tua bahwa anak tersebut membutuhkan hiburan permainan. Bukan suatu kewajiban yang terus dituntutkan yang membuat anak tersebut stres.
d. Mengajarkan anak-anak Indonesia berfikir kreatif dengan apa yang ada di sekitarnya sehingga diharapkan kelak anak-anak tersebut menjadi manusia dewasa yang kreatif.


2.2.4 Tata Cara Permainan

Bendan merupakan permainan tadisional lompat-lompatan pada bidang-bidang datar yang digambar di atas tanah. Permainan ini berbentuk kotak-kotak yang menyerupai tanda tambah namun memiliki kotak-kotak. Memainkan harus loncat dengan menggunakan satu kaki dari kotak satu ke kotak. Kita sebagai pemain memegang sebuah pecahan eternit untuk dilemparkan ke masing-masing kotak dan kemudian kita melakukan lompatan ke dalam kotak-kotak tersebut. Setelah selesai lompat ke semua kotak kita mengambil pecahan enternit tersebut kemudian dilemparkan lagi kotak selanjutnya tapi dalam melempar tidak boleh melebih batas kotak yang telah disediakan jika kita melebihi batas kotak yang telah disediakan maka kita dinyatkan gugur dan diganti oleh pemain lagi.
Permainan ini dilakukan oleh dua orang atau lebih. Hal yang perlu disiapkan dalam permainan ini adalah sebelum kita memulai permainan ini adalah harus mengambar kotak-kotak dipelataran semen, aspal atau tanah. Mengambar 5 segi empat dempet vertikal kemudian di sebelah kanan dan kiri diberi lagi sebuah segi empet untuk lebih jelasnya


2.2.5 Cara Bermain

a. Semua pemain melakukan hompimpa yang menang berhak melakukan permaian terlebih dahulu. Pemain pertama melemparkan gaco (pecahan enternit di kotak nomor satu). Saat melemparkannya tidak boleh melebihi kotak yang telah disediakan jika melebihi maka dinyatakan gugur.
b. Pemain Pertama melompat dengan satu kaki, dari kotak 1 sampai kotak 6 kemudian berhenti sejenak di kotak A kemudian kembali lagi dengan mengabil gaco yang ada di kotak satu dengan posisi kaki satu masih diangkat.
c. Setelah itu pemain melemparkan gaco tersebut sampai ke kotak 2 jika keluar dari kotak 2 maka pemain dinyatakan gugur dan diganti oleh pemain berikutnya.
d. Begitu seterusnya sampai semua kotak sudah dilempar dengan gaco. Pergiliran dilakukan jika pemain pelempar gaco melewati sasaran, atau menampak dua kaki dikotak 1,2,3,4,5,6 dan berhenti sejenak di kotak A kemudian lompat lagi di kotak 3 dan berhenti di kotak 2 untuk mengambil gaco di kotak 1.
e. Jika gaco berada dikotak 2 maka pemain mengambilnya di kotak 3, jika gaco berada di kotak 4, 5 dan 6 maka pemain mengambilnya di kotak A.
f. Kemudian jika semua telah dilakukan oleh semua pemain maka pemain melemparkan gaco dengan membelakangi gambaran Bendan-nya jika pas pada kotak yang dikehendaki maka kota itu akan menjadi rumahnya maka boleh berhenti dikotak tersebut seperti pada kotak A tapi hanya berlaku pada pemain yang menang pada permaian tersebut begitu seterusnya sampi kotak-kotak mulai dari angka 1 sampai 6 menjadi milik para pemain. Jika semua telah dimiliki oleh sang pemain maka permainan dinyatakan telah selesai.
g. Pemenang adalah pemain yang paling banyak memiliki rumah dari kotak-kotak pada yang digambar.
(martini-pgsdum.blogspot.comlain, 10 April 2012, 14:19 WIB)

2.3 Karakter

Menurut H. Soemarno Soedarsono, karakter merupakan nilai-nilai yang terpatri dalam diri kita melalui pendidikan, pengalaman, percobaan, pengorbanan, dan pengaruh lingkingan, dipadukan dengan nilai-nilai dari dalam diri manusia menjadi semacam nilai intrinsik yang mewujud dalam sistem daya juang melandasi pemikiran, sikap dan perilaku kita.



2.4 Dusun Pasar Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan

Dusun pasar terletak di Desa Mlaten, Kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan. Dusun pasar ini berjarak 500 meter dari pantura yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan, petani dan pedagang. Dinamakan Dusun Pasar karena diantara satu desa dengan desa lain yang ada pusat perbelanjaan pada zaman dahulu. Sehingga dinamakan Dusun pasar. Dusun pasar terdapat 2 RT (RT 15 dan RT 16) dan 2 RW(RW 5 dan RW 6).
Dusun pasar berbatasan dengan Gudang sebelah barat, Buyuk sebelah timur, serta Krajan sebelah selatan. Dusun pasar memiliki ±350 jiwa penduduk. Adapun keanekaragaman penduduk yang sebagian besar adalah suku jawa, selain itu bisa juga ditemui suku-suku lain seperti sukun Madura serta keturunan Thionghoa Indonesia dan arab. Adapun potensi yang di miliki Dusun Pasar itu sendiri adalah wilayah perairan laut. Dusun Pasar ini berada pada tanah seluas ±10 hektar. Ciri khas terkenal di Dusun Pasar ini adalah tersedianya lembaga pendidikan keagamaan seperti sekolah madrasah.








BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini kami menggunakan pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang berusaha menangkap kenyataan sosial secara keseluruhan, utuh, dan tuntas sebagai suatu kesatuan kenyataan. Menurut pendekatan ini, objek penelitian dilihat sebagai kenyataan hidup yang dinamis, sehingga dengan penelitian ini data yang diperoleh tidak berupa angka-angka, tetapi lebih banyak deskripsi, ungkapan, atau makna-makna tertentu yang ingin disampaikan. Dalam pendekatan ini kami menggunakan penelitian deskriptif. Deskriptif dimaksud untuk mendeskripsikan suatu situasi. Pendekatan deskriptif juga berarti untuk menjelaskan fenomena atau karakteristik individual, situasi atau kelompok sosial secara akurat.

3.2 Populasi dan sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2002: 18).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak-anak Dusun Pasar Kecamatan Nguling kabupaten Pasuruan pada tahun 2012 dengan jumlah populasi lebih dari 75 jiwa.

3.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2002: 109).
Besar sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi Dusun Pasar RT 15/RW 02 yang berusia 5-10 tahun dengan jumlah 20 jiwa secara akumulasi sebanyak 50% dari populasi tersebut, hingga perkiraan besar sampel 10 orang.

3.3 Metode Pengumpulan Data

3.3.1 Observasi

Metode observasi adalah teknik penelitian dengan melakukan pengamatan subjek kajian secara langsung turun ke lapangan untuk mengkaji subjek kajian secara spontan dan alamiah. Melalui inilah peneliti berusaha menjelaskan realitas dengan berusaha memperkecil atau bahkan menghilangkan subjektivitas peneliti.


3.3.2 Interview

Metode interview adalah wawancara atau dialog yang dilakukan oleh peneliti dan subjek penelitian yang bersifat dua arah, adapun pertanyaan telah terlebih dahulu disistematisasi sesuai dengan tema penelitian, pertanyaan secara fleksibel dapat berubah sesuai dengan arah pembicaraan agar tidak menimbulkan kecanggungan subjek kajian.


3.4 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian Dusun Pasar RT.15/RW.02 Desa Mlaten Kecamatan Nguling ± 1 km ke arah utara dari jalur perbatasan Pasuruan-Probolinggo Kabupaten Pasuruan pada tanggal 18-19 April 2012.






BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

Dusun Pasar ini berbatasan dengan Gudang sebelah barat, Buyuk sebelah timur, serta Krajan sebelah selatan. Dusun pasar memiliki ±350 jiwa penduduk. Adapun keanekaragaman penduduk yang sebagian besar adalah suku jawa,selain itu bisa juga ditemui suku-suku lain seperti sukun madura serta keturunan thionghoa Indonesia dan arab.Adapun potensi yang di miliki dusun pasar itu sendiri adalah laut.Dusun pasar ini berada pada tanah seluas ±10 hektar. Dusun pasar mempunyai beberapa lembaga pendidikan keagamaan seperti sekolah madrasah.


4.1.2 Hasil Interview

Hasil interview yang didapat dari 10 responden Dusun Pasar RT 15/RW 02 yang berusia 5-10 tahun adalah sebagai berkut:
                                                                                Tabel.1
Kesimpulan:
Seluruh responden mempunyai tujuan untuk mendapatkan kesenangan. Untuk itu, para pemain berusaha untuk menang dengan jujur. Namun keadaan dominan akan peranan orang tua yang membatasi anak bermain hingga memarahi anaknya.


4.2 Pembahasan

4.2.1 Mengidentifikasi Permainan Tradisional Bendan dalam Proses Pembentukan Karakter Anak-anak di Dusun Pasar Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan.

Permainan tradisional memberikan kontribusi yang baik bagi anak-anak Dusun Pasar. Nilai-nilai yang terkandung mampu membuat anak-anak di wilayah tersebut terus berpegang teguh pada ajaran dan niilai-nilai kemasyarakatan. Beberapa individu yang kami teliti adalah salah satu dari kelompok bermain yang berdomisili di daerah tersebut. Jika dilihat dari latar belakangnya, mereka sejak kecil mendapat pengajaran lokal yang kuat sehingga mereka tidak merasa canggung lagi dengan berbagai macam kebudayaan yang dimiliki. Ketika ditanya tentang motivasi mereka bermain kegiatan tersebut, mereka menjawab secara normatif misalnya karena mengisi waktu senggang, mencari kesenangan tersendiri, dan yang paling utama yaitu mendapat kemenangan dari teman sepermainan lainnya. Dari banyaknya permainan tradisional yang mereka ketahui, salah satu yang sangat termasyhur adalah permainan Bendan.
Di akhir permainan Bendan, individu yang kalah harus mematuhi dan menjalankan instruksi yang diinginkan oleh individu yang menang. Hal ini dilakukan sebagai imbalan bagi baik yang menang atau yang kalah.

4.2.2 Mengidentifikasi Proses Berlangsungnya Penanaman Nilai-nilai Moral dalam Permainan Tradisional Bendan.

Dalam permainan tersebut terdapat pengajaran atau transfer mengenai kompetisi. Mengamati antara satu dengan lainnya lalu saling berpikir membentuk strategi permainan. Dalam proses itulah penanaman nilai-nilai dilakukan. Nilai-nilai yang dimunculkan tentu saja nilai-nilai moral. Proses penciptaan nilai dilakukan antar individu yang bermain. Seorang individu yang lebih cekatan dalam bermain, secara tidak langsung membuat pemain lainnya merasa geram. Hal ini mampu memicu munculnya strategi baru yang kemungkinan bisa lebih baik atau bahkan menjatuhkan mental pemain selanjutnya. Hal tersebut berdampak baik apabila anggota tersebut telah mengerti dan telah merekam strategi lawan dalam dirinya, dan selanjutnya dengan mudah mengaplikasikannya. Intinya, proses penanaman nilai-nilai sosial pada permainan tradisional bendan dikomunikasikan secara serentak ketika pemain lain memegang permainan.

4.2.3 Mengidentifikasi pengaruh tradisional Bendan bagi pola perilaku anak-anak di Dusun Pasir Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan.

Menurut tabel.1 faktor mencari kesenangan adalah yang paling besar dalam memberikan dorongan memainkan bendan. Bagi mereka bendan dianggap sebagai sarana rekreasi yang menginterpretasikan permainan desa sederhana sebagai suatu kebutuhan yang mutlak bagi mereka.
Pembentukan karakter kepribadian bermula dari semenjak kelahiran individu, di mana secara normal kelompok primerlah yang mengajarkan pertama kali dan selanjutnya kelompok-kelompok sekunder yang selanjutnya menanamkan pada perilaku-perilaku berikutnya. Dalam kelompok bermain yang kami teliti, sejak awal permainan berlangsung terlihat ambisi yang besar untuk menang. Semua individu memiliki cara yang berbeda, hal ini menunjukkan keberagaman cara berfikir untuk menang. Setiap individu secara tersirat dituntut untuk lenih baik dari individu lainnya. Pemahaman nilai-nilai berupa intens, sehingga semakin membentuk kesadaran anggotanya. Selanjutnya, karakter tersebut akan di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari di sekolah. Secara tidak langsung anak-anak yang sering bermain bendan terus berhati-hati dan berfikir untuk bisa menjadi yang terbaik pada sahabat atau orang di sekitarnya.
Untuk pola pikir sendiri mereka cenderung bersifat kompetitif. Misalnya dalam ulangan harian sekolah, mereka cenderung bersikap perfeksionis, Dilain sisi pengaruh 8% dari kebiasaan orang tua memarahi anaknya merupakan hal yang mampu menghambat proses transaksi nilai-nilai permainan bendan. Dalam artian, tidak sepenuhnya seorang anak dikekang dan diberikan kebebasan untuk mengisi waktu senggang. Peranan orangtua yang bijak dengan mengatur jadwal anak lebih diprioritaskan guna menyeimbang antara keinginan anak untuk bermain dan peran orangtua sebagai controlling.







BAB V
PENUTUP



5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka kami dapat mengambil kesimpulan bahwa:
1. Sebanyak 100% dari 10 responden menyatakan dirinya bermain untuk merasakan kesenangan
2. Sebanyak 70% dari 10 responden melalui permainan tradisional bendan dirinya mampu mengakrabkan diri.
3. 80% responden berusaha untuk menang
4. Tujuan lain responden adalah 60% untuk memperoleh pujian
5. 80% peranan orangtua yang kontra terhadap kebebasan anak dalam bermain
6. Permainan bendan mengandung nilai kompetitif yang mampu memicu anak menjadi pribadi yang lebih baik dan berhati-hati.
7. Permainan bendan bisa menjadi kegiatan alternatif seorang anak dalam mengisi waktu senggangnya karena bersifat rekreatif edukatif, dimana dalam bermain mendapatkan dua manfaat sekaligus.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Masyarakat

Diharapkan masyarakat dapat mengetahui nilai-nilai sosial yang terkandung dalam setiap permainan tradisional pada umumnya, dan permainan bendan pada khususnya.

5.2.2 Bagi Anak-anak

Diharapkan anak-anak mampu menghayati dan mengaplikasikan nilai-nilai yang terkandung dalam permainan tradisional bendan sehingga setiap individu menjadi lebih arif dalam menjalani proses menuju tahap remaja.

5.2.3 Bagi Orangtua

Diharapkan orangtua dapat menggerakkan putra-putrinya untuk bermainan berbagai permainan tradisional sebagai alternatif permainan modern.

5.2.4 Bagi Instansi terkait

Diharapkan menjadi masukan pada pihak terkait mengenai dampak baik dan potensinya dalam sumbangsihnya terhadap karakter bangsa, terutama anak-anak sebagai penerus bangsa.

5.2.5 Bagi Peneliti Lainnya

Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar dalam mengembangkan penelitian berikutnya yang berkenaan dengan cara-cara lain pengembangan karakter bangsa. 





0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites