Translate

Quotes

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
(Pramoedya Ananta Toer)

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 23 Maret 2012

PROPOSAL KEGIATAN PERINGATAN HARI PENDIDIKAN NASIONAL 2 MEI 2012 “LRS PEDULI 1000 BUKU”


PROPOSAL KEGIATAN
PERINGATAN HARI PENDIDIKAN NASIONAL
2 MEI 2012 

“LRS PEDULI 1000 BUKU”









PROPOSAL KEGIATAN
PERINGATAN HARI PENDIDIKAN NASIONAL
2 MEI 2012 

“LRS PEDULI 1000 BUKU”


I. PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Meningkat minat baca adalah jalan utama menekan angka buta huruf yang dewasa ini meningkat. Berbagai minat baca dapat ditumbuhkan melalui sumber bacaan yang tersedia. Timbulnya sumber bacaan juga turut aktif mencerdaskan kehidupan bangsa sesuai dengan pengamalan UUD alinea ke empat. Namun, mahalnya sumber bacaan cetak yang terjadi semakin membuat kaum minoritas enggan membeli. Sehingga semakin banyaknya kaum minoritas, juga menumbuhkan tingkat buta aksara di negeri ini. Karena tidak ada daya beli buku yang terbilang kebutuhan mewah bagi kaum tersebut.

Panti Rehabilitasi Tuna Rungu dan Tuna Wicara merupakan Panti Rehabilitasi yang bertempat di Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan. Melihat kelemahan dari faktor ekonomi ini, LRS Pasuruan turut berkontribusi menyediakan bahan bacaan cetak bagi golongan kurang mampu. Selain itu, munculnya problema limbah buku membuka kami untuk turut aktif melestarikan lingkungan. Bebekal buku bekas yang masih layak di baca angka buta huruf dapat diminimalkan. Tema kegiatan LRS Pasuruan adalah  "Dengan Semangat Membaca, Kita Perkuat Intelektual Bangsa Menghadapi Tantangan Global".

I.2 MAKSUD DAN TUJUAN

I.2.1 Maksud

Adapun maksud diadakannya kegiatan ini adalah sebagai bentuk upaya menciptakan semangat membaca dan wujud kepedulian akan keterbatasan sumber bacaan. 

I.2.2 Tujuan Kegiatan

Adapun tujuan diadakannya acara ini.
a. Mempererat tali silaturahmi antar sesama  masyarakat Pasuruan.
b. Meningkatkan minat baca antara sesama.
c. Memfasilitasi sumber bacaan yang terbatas.
d. Memupuk semangat kebangsaan antar generasi untuk memperkuat ketahanan nasional menghadapi tantangan global.
e. Mengatasi permasalahan limbah kertas, terutama buku bekas.


I.3 DASAR KEGIATAN

Kegiatan ini dilaksanakan berdasarkan.
1. Pancasila sila ke-3, “Persatuan Indonesia”.
2. Degradasi minat membaca bagi masyarakat yang tidak terfasilitasi oleh sumber bacaan yang baik.
3. Petunjuk dan arahan koordinator LRS Chapter Pasuruan





















II. ISI PROPOSAL


II.1 MACAM KEGIATAN

1. Pembuatan sarana sosialisasi (brosur, facebook, blog)
2. Menyebarkan brosur baik melalui sarana media maupun cetak.
3. Penerimaan buku maupun sumber dana lain (uang).
4. Rekapitulasi buku dan berbagai sumber dana lain.
5. Pengelolaan sumber dana lain dalam bentuk buku.
6. LRS Peduli 1000 buku.

II.2 PESERTA
  Seluruh anggota Leutika Reading Society Chapter Pasuruan, beberapa pihak yang bersedia berpartisipasi serta anak-anak panti Tuna Rungu dan Tuna Wicara Kecamatan Bangil Kabupaten Pasuruan.

II.3 WAKTU dan TEMPAT PELAKSANAAN

Hari, tanggal : Rabu, 2 Mei 2012
Waktu : Pukul 16.00 WIB s.d. selesai
Tempat : Panti Rehabilitasi Tuna Rungu dan Tuna  Wicara Kecamatan Bangil Kabupaten 
Pasuruan Jawa Timur.

II.4 SUSUNAN KEPANITIAAN

Pelindung : Penerbit Leutika dan Leutika Prio
 
Panitia Pelaksana

Ketua Pelaksana : Jefri Setyawan 
Sekretaris : Siti Nur Rahmawati
Bendahara : Sulistyowati

Seksi-seksi

1. Seksi Pencarian dana 
Koordinator : Jefri Setyawan
Anggota : Sulistyowati, Ela Farikhta dkk.

2. Seksi Perlengkapan
Koordinator : Siti Nur Rahmawati
Anggota : Sungging Anggun, Fajrin Ilmiyah dkk.

3. Seksi Umum & Dokumentasi
Koordinator : Nailis Sa'adah
Anggota : Nurul Azizah, M. Syafril Rizal dkk.


II.7 JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

a. Pembuatan sarana sosialisasi (brosur, facebook, blog)
Dimulai pada: 21-28 Maret 2012

b. Menyebarkan brosur baik melalui sarana media maupun cetak.
Dimulai pada: 1 April 2012

c. Penerimaan buku maupun sumber dana lain (uang).
Dimulai pada: 4-18 April 2012 

d. Rekapitulasi dan pengelolaan buku dan berbagai sumber dana lain.
Dimulai pada: 19-22 April 2012

e. LRS Peduli 1000 buku.
Dimulai: 2 Mei 2012



















III. ANGGARAN PELAKSANAAN

III.1. ANGGARAN KEUANGAN

          III.1.1 PENGELUARAN

1. Membuat brosur Rp. 10.000,-
2. Foto Copy brosur Rp. 20.000,-
3. Banner (spanduk) Rp. 40.000,-
4. Transportasi Buku Nguling-Bangil Rp. 100.000,-
5. Lain-lain Rp. 30.000
Total Rp.   200.000,-
Terbilang: (Dua ratus Ribu Rupiah)


        III.1.2 SUMBER DANA

Kegiatan ini memperoleh dana dari:

Partisipasi anggota LRS Pasuruan minimal Rp. 20.000/orang
Rp.  200.000
Total Rp.   200.000,-
Terbilang: (Dua Ratus Ribu Rupiah)



III.2. ANGGARAN KEBUTUHAN

       III.2.1. SUMBER KEBUTUHAN

Berbagai jenis buku cetak bekas yang sesuai dengan kebutuhan (masih layak dibaca, sampul/cover utuh, isi lengkap dan bebas dari pornografi serta pertentangan SARA) sebanyak 1000 eksemplar. Buku-buku bekas didapatkan dari berbagai kalangan baik lembaga pendidikan(SD-SMA/sederajat), maupun perorangan.

Berbagai jenis buku baru yang merupakan sumbangan dari berbagai donatur baik (sponsor) dalam bentuk uang maupun buku langsung, didapat dari suatu lembaga, non lembaga maupun perorangan  (termasuk penerbit Leutika dan Leutika Prio bila berkenan menjadi sponsor) 





IV. PENUTUP

Demikian proposal ini kami buat. Kami mengharapkan dukungan dan partisipasi penerbit Leutika dan Leutika Prio baik dalam bentuk pendanaan maupun dukungan beberapa buku. Semoga acara ini dapat terlaksana sebagaimana yang kita harapkan.

Atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih.




Pasuruan, 23 Maret 2012


Koordinator LRS Chapter Pasuruan


























LEMBAR PENGESAHAN



    Ketua Pelaksana Sekretaris



Jefri Setyawan                 Siti Nur Rahmawati
   
      

Menyetujui
Atas nama penerbit Leutika dan Leutika Prio




(….............................................)






















LAMPIRAN

Contoh rancangan rencana brosur LRS PEDULI 1000 BUKU:

LRS PEDULI 1000 BUKU
Beramal baik dengan buku?
Bisa kok!
LRS Pasuruan akan mewujudkannya, yuk simak info ini!

Leutika Reading Society Pasuruan adalah suatu komunitas baca yang diprakarsai oleh Penerbit Leutika dan Leutika Prio. Suatu penerbit buku indie terkemuka di Indonesia.
Berawal dari komitmen LRS Pasuruan yang berusaha berkontribusi aktif untuk meningkatkan minat baca, dalam memperingati hari pendidikan nasional, kami akan menggelar LRS PEDULI 1000 BUKU untuk beberapa saudara kita yang kurang mampu.Buku yang kami terima haruslah:
1. Buku BEKAS (diperbolehkan buku masih baru)
2. Mempunyai isi yang lengkap, artinya halaman dan cover/sampul buku tidak boleh robek apalagi kurang/hilang.
3. Buku yang berlaku adalah buku paket pelajaran, karya fiksi/non fiksi, komik, kamus, majalah dan lain-lain (kecuali buku tulis, LKS, koran, tabloid atau semacamnya)
4. Tidak mengandung unsur pornografi dan konflik SARA.

Buku dapat dikirimkan ke:
1. SMAN 1 Grati, Jl. Raya Sumurwaru 32 Nguling-Pasuruan 67185
2. Koordinator, Jl. Raya Sumurwaru 19 Nguling-Pasuruan 67185

Pengiriman dibuka mulai tanggal 4-18 April 2012

Sepesial reward: setiap 2 buku yang disumbangkan akan mendapat kupon undian berhadiah 1 eks. Buku best seller Leutika dan Leutika Prio Publishing, Pulsa dan beberapa merchandise menarik lainnya.

Kami menerima sumbangan dalam bentuk apapun, baik buku maupun uang tunai.

Contact Person:
Jefri Setyawan (087754417749)

Saatnya anda berbagi sesama!


Sabtu, 10 Maret 2012

CURAHAN SEORANG KAUM KEPADA NABI-NYA TENTANG NEGERI DI SURGA


Oleh: Jef Kenzie

Yaa Nabi, adakah suatu kaum yang kan temanimu..
Menapaki jalanan yang selalu tersimpan dalam anganku..
Yaa Nabi, apakah diri ini pantas melangkah bersama dirimu..
Mungkinkah, cerita tentangmu dapat kusentuh nyata?
Yaa Nabi, bagaimana bila kuterlalu rindu janji Tuhan-Mu?
Bagaimana bila terlalu lama kumenunggu?
Yaa Nabi, adakah jawaban atas obsesiku?
Sebelum aku melangkah haluan yang nyata bukan jalanmu..

Aku terlalu takut, kapan..
Bila masaku mulai bosan mengingatmu,
Tentang cerita yang mendentingkan nuraini,
Hingga keyakinanku penuh, tapi..
Aku terlalu lemah, untuk..
Membiarkan godaan kini, untuk bersamamu dalam istana kekal-Nya

Yaa Nabi, biarkanlah sebaris puisi ini
Kurangi risauku atas kerinduan jawabmu
Sepanjang tiga musim berlalu..
Aku selalu kekal, berjalan ikuti alurmu..

Senandung Rindu, 8 Februari 2012


MENGEJA “LUGHOTUL UMMI”


Pasuruan, 27 Desember 2011
Teruntuk Ummiku Tercinta,
Di-
            Rumah Kerinduanku

Bismillah...
Assalamu’alaikum warakhmatullahi wabarakatuh
Kaifa halk ya bunayya?
Seperti kata langit kepada bumi, seperti ujar timur kepada barat.
Kedua hal yang tak pernah menyatu.
Kedua kata yang tak pernah memahami, bahkan tak bisa menyadari.
Seperti sisi telapak tangan dengan punggungnya begitu bersatu, tetapi tak saling melihat.
Untuk Ummiku dalam hatinya yang penuh keikhlasan. Pahamkah bila Ananda berujar begitu? Atau mungkin Ummi mengira, ini adalah surat yang salah alamat kirim?
Ganjil sekali \Ummi, bila Nanda harus bercerita tentang kita. Karena terbiasa dengan sikap Nanda yang tertutup kepada ummi. Jarang sekali Nanda saling berbagi, bercerita bahkan membicarakan hal pribadi berdua. Tapi, jika ingin Nanda jujur, seperti ungkapan itulah kita. Terutama Nanda yang memang bukanlah anak tak pandai terbuka. Afwan jiddan Ummi.
Entah angin apakah yang membawa Ananda menulis surat ini. Tentu Ummi kenal, Nanda bukanlah seorang penyair yang mampu membawa suasana menjadi nyaman. Nanda jua bukan pujangga yang mampu meramu kata menjadi bermakna. Menulis kata-kata yang Nanda rasa begitu rumit merangkainya. Tetapi, dari mana mulanya kekuatan itu, Nanda selalu bersyukur kepada Allah. Ummi, dalam surat ini, perkenankanlah sejenak untuk mendengarkan curahan hati Nanda. Sejak Ananda tak lagi tinggal bersama lindungan Ummi, baru tersadar jiwa dan rasa Nanda seakan telah terkubur. Bahkan melepuh tertimbun panasnya tanah Allah. Ya Ummi, entah pula disaat seperti ini Nanda akan selalu teringat Ummi. Nanda merindukan Ummi. Semakin bayangan Ummi membekukan ujung syaraf ini, rasanya ridho Nanda terus menangis. Sekedar menyadari pesona Ummi yang tak pernah Nanda sadari sedari dulu.
Dalam surat Nanda ini, ingin sekali Nanda sampaikan berbagai uneg-eneg selama jauh dari Ummi. Sekaligus Nanda ingin kembali mengenang masa-masa Nanda kecil dulu Ummi. Serasa sudah berdebu album hati bila lama terlupakan. Benar kan Ummi?
Alasan terbesar Nanda tumbuh menjadi lelaki yang manusiawi adalah berkat didikan Ummi. Semenjak kecil Ummi mendidik Nanda dengan cara yang berbeda. Bukan melalui media, bukan pula materi. Tetapi dengan cerita-cerita inspiratif yang mungkin dulu bagi Nanda adalah hal yang biasa. Tetapi, subhanallah manfaatnya sekarang begitu besar. Teringat suatu kisah yang Ummi ceritakan bersama Mbak Yu dulu ketika hari minggu sore.
 Dalam kisah itu, dikisahkan tentang seorang ahli ibadah yang bernama Juraij. Suatu hari ibu Juraij datang dan memanggil, sementara ia sedang sholat. Maka ia berkata, “Tuhanku, itulah ibuku, dan aku sedang sholat,” maka ia melanjutkan sholatnya sehingga ibunya pulang. Esok harinya ibunya datang kembali di waktu Juraij sedang sholat dan ia tidak menyambut panggilan ibunya lagi. Dia berkata, “Wahai Tuhanku, itulah ibuku dan aku sedang sholat.” Kemudian ibunya datang ketiga kalinya ketika Juraij sedang sholat. Ia berkata, “Tuhanku, itulah ibuku dan aku sedang sholat.” Ketika itu marahlah ibu Juraij dan berdoa, “Ya Allah, jangan matikan ia sehingga melihat wajah wanita pelacur.” Singkat cerita dari kisah Ummi itu, ternyata tidak memenuhi panggilan ibu ketika beliau memanggil kita bahkan ketika kita sedang sholat dapat menyebabkan Allah menghukum kita. Mengingat hal itu, sungguh masih banyak kelalaian Nanda dulu Ummi. Bahkan, sudah beranjak remaja pun Nanda sering tak menghiraukan ucapan Ummi. Afwan jiddan Ummi.
Ya Ummiku, do’akan selalu keberadaan Nanda disini. Nanda terus berjuang demi membahagiakan keluarga dirumah. Demi Ummi dan Ayah yang mungkin senantiasa menantikan prestasi Nanda. Nanda selalu menjaga kesehatan disini, Nanda tak ingin buat Ummi dan Ayah khawatir. Begitu juga dengan Ummi, jangan pernah banyak pikiran, kata dokter dulu tekanan darah Ummi tinggi. Nanda sangat sayang dengan Ummi, Nanda ingin mewujudkan impian Ummi untuk menunaikan ibadah hajji bila sukses nanti. Juga Ummi tak perlu rentan memikirkan Nanda, karena Nanda selalu mengingat nasehat Ummi bahwa “kita boleh punya cita-cita yang tinggi , mau beli ini dan itu tapi hati tetap harus ingat siapa pencipta kita: Allah Azza Wa Jalla. Kita hanya bisa berusaha dan berdoa. Hanya Allah yang  memberi rezeki besar kecilnya, hingga yang tidak disangka-sangka sekalipun. Tak hentinya Ummi, Nanda meminta maaf yang sebesar-besarnya. Karena Nanda tak menginginkan menjadi anak yang tak bisa membahagiakan orang-orang yang berjasa dalam kehidupan Nanda.
 “Rabbighfir lii waliwaa lidayya warhamhumaa kamaa rabbayaanii shaghiiraa”
Wassalamu’alaikum warakhmatullahi wabarakatuh.

Dari putramu tersayang,
Jefri Setyawan





SUARA MERDEKA: Kuterlahir Karena Apa Adanya.


Oleh: Jef Kenzie

Kutipanku,
: tukang becak
Kami hidup sendiri.
Keluargaku tak butuh keadilan.
Tak bisa mengenyangkan, hanya repot belakang.
Tak perlu urus kami,
Mengenal hukum hanya mimpi.

Kutipanku,
: pemulung bawang
Aku tak tahu siapa kamu.
Aku tak mengerti abdimu.
Juga, tak perlu buatku tahu.
Hanya perut curahan kasihku.

Kutipanku,
: pedagang kaki lima
yang aku tahu bukan hokum.
Tapi ocehan serdadumu.
Bila tak datang kami untung.
Tapi modal hancur bila ia mengonyak lapakku.
Buatku terserah kamu membawa negeri ini kemana,
yang penting kami tenang dalam panas jalanan.

Kutipanku,
: sopir angkot
Tak ada yang aku takutkan darimu,
Hanya juragan yang kan mengolokku.
Tak perlu bensin membencimu,
secuil kebijakan pun buatku ragu.

Kutipanku,
: sarjana pengangguran
Baru sadar, pendidikan tak penting.
Bukan!
Baru kupaham, kau salah mendidikku.
Hingga aku sekarang, aku tertawa, marah, kecewa dan benci ditindas.
Kau sadar?
Kaumku berjuang pengadilan,
kau tenang dengan bokep paripurna.

Jumat, 09 Maret 2012

NANG-NING-NUNG


Oleh: Jef Kenzie

Kita, secakup lidi pada lumpur.
Integritas penginjak jidat setan.
Menyatukan paradigma kaum mati.
Bersama kentut, engkau,
terlahir dalam mandul, engkau,
berdandan pada pungguk.
Menebarkan kolera.
Kaulah penyandiwara, negeriku,
dan melenggang, telanjangi hak bumi.
Melempar paksa, terkuliti.
Bersama pada riwayat jeruji.
Dan kau, tertawa.
Menarikan lagu kebangsaan konyol.
Kutip otakmu, mandul!.

Kamis, 08 Maret 2012

PADA MALAM 12 ROBIUL AWAL




Oleh: Jef Kenzie
Dalam tasbih yang tersirat jam-jam zikir..
Malam ini ku datang pada-Mu
Sama seperti kali waktu lalu..
Yaa Allah, engkau mungkin bosan akan pertanyaanku..
Tapi, aku juga tahu engkau dzat yang tak pernah bosan dengarkan latah layaknya hamba..
Mungkin kuterlalu cepat mengartikan rasa ini.
Rasa yang sejujurnya ketakutan pada malam-malam sebelumnya.
Yaa Rab, adakah kabar tentang nabiku?
Engkau tahu, ribuan kali kubertanya...
Seperti kali aku yang terdiam menepi pada baris-baris dalilmu..
Yaa Allah, bolehkah kupinta sedikit harap padamu?
Setelah itu, mungkin tak ada lagi pintaku setelah ini,
Matikan aku Ya Rabb,
Matikan nadi yang mengurat ini
Tahukah engkau?
Sudah berapa lama jua kupinta ini?
Ribuan..
Jutaan..
Ah.. Aku tak begitu pintar menghitung keluhku, Yaa Rabb!
Pada malam yang melambaikan robiul awal
Sampaikan rinduku dalam semampai angan sepertiga waktu

Pasuruan, 8 Februari 2012

Selasa, 06 Maret 2012

SEPETIK 'NUR' PADA TEMARAM GANG DOLLY


Oleh: Jef Kenzie

Rindu melangkah
Menapaki ranah terjal
Adakah usaimu tergumam menuju fajar
Hingga tasbih terakhir semakin tergolek antara hitam dan putih?
Seperti seseorang nun kembali dari keterasingan
Ke bumi beradab,
Ada yang mengutuk disini
Tak menutup sana 'tuk membelamu
Berkas rindu mulai menggumpal bersama ruh mu
Menjadi awal atas pengakhiranmu
Lalu wajahmu memanggil
:Kembalilah aku,
Kau memanggilnya dirimu
Tersungkup memeluk iman di ujung temaram

Ibu; Dimensi Yang Berbekas


Oleh: Jef Kenzie

Kasih ibu,
Kepada beta
Tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi
tak harap kembali
Bagai sang surya, menyinari dunia.

 Lagu itu, sudah sekian kali keluar dari mulut anak didikku. Membekaskan setetes kerinduan. Sebuah cerita panjang yang terukir dalam riwayatku. Terlalu indah dilupakan, jua sedih bila dikenang.
 “Bu Rina, kok bengong sih?,” ucapan kiki memudarkan lamunanku. Selalu, muridku yang lucu ini mengardik lamunan yang tiap pagi seakan terjadwal.
 “Enggak sayang, ayo semua menyayi lagi. Dengan suara yang lantang ya?” perintahku diikuti mereka. Satu, dua kali suara merdunya menjadi ajang penyaluran rindu pada sosoknya. Ibu, perempuan yang menjadi motivatorku kini.
 Jam pulang yang aku tunggu akhirnya tiba. Seperti biasa, menanti sosok yang seminggu ini tak kujumpai. Sapaan dari ibu-ibu yang mengantar anaknya, kerapkali membuatku iri. Jalanan trotoar yang aku lewati tak kunjung menampakkan sosok itu. Percikan kristal langit menyerbu orang-orang yang tengah barjalan. Ku berlari berharap blazzer abu-abuku tetap kering. Halte yang biasanya sepi, kini terusik kediamannya. Ucapan sumpah serapah keluar dari mulut bapak penjual es teller yang jaraknya tak bisa dikatakan jauh dariku. Gerutunya melengkapi tabuhan langit. Cahaya halilintar membuatku bergidik ngeri.
 Pelataran gereja di depan seakan menggoda memori yang lama kusembunyikan. Kulihat seksama tempat itu. Orang itu, yang aku cari selama ini tengah membenahi dagangannya. Suara petir kian bergemuruh. Hujan begitu egois memberikan jalan antara diam atau maju. Tak kuperdulikan ocehan orang di halte yang memanggilku. Pekatnya rintik hujan membuat softlense yang kupakai lepas.
 “Emak…..!!!,” teriakkanku seakan tertelan hujan. Tubuhnya yang kering bertulang masih tergambar jelas.
 “Mak….!!!,” ucapku seraya memegang bahunya. Tak ada daging yang membalut tubuhnya. Namun bahu yang begitu kokoh identik dengan pekerjaannya sabagai penjual jamu gendong.
 “Mak, panjenengan[1] ingat saya mak?,” beliau mengucek matanya, seakan kabut tebal menutup penglihatannya.
 “Oh, genduk[2]… nduk Rina ya?,” kali ini ia mendudukkanku pada pintu gereja. Lagi-lagi pandangannya tajam. Seakan aku ini adalah kencur yang biasa beliau samakan dengan kunir. Ya, bentuknya sama. Beliau harus melihat dengan seksama agar tak salah meramu jamu dagangannya.
 “Kok mboten teng sekolah Mak?,” beliau tak menjawab. Tangannya menepuk kakinya yang terbalut sewek coklat tua. Aku mengerti, jarak untuk menempuh sekolah sudah tak bisa dikatakan dekat lagi.
 “Laris Mak?,” aku mengambil segelas beras kencur dari tangannya. Tergurat senyum masam yang berarti kali ini beliau harus rugi. Aku memandangi lakat-lekat wajah Mak Yati, alisnya yang tak tertampak lagi menjadi bukti sejarah kota ini. Pikranku menerawang jauh, sedangkan Mak Yati bersendekap memeluk tangannya. Ia silangkan, dan menutup matanya.
 *******
 “Ayo Rin pulang….”
 “Enggeh mak, tak beto’aken[3] mak,” ibuku berjalan menyusuri gang desa. Kebiasaanku sepulang sekolah membatu ibuku berdagang jamu. Tangannya yang ta kuat lagi, membuatku tak kuasa melihat beliau berdagang. Namun, hanya ini jalan kami untuk makan. Seringkali teman-teman mengejek aku terlahir sebagai anak haram. Ayah yang lama kurindukan, nyata sekali tak menginginkanku. Entah semenjak usiaku 4 tahun, ayah pergi dan itu awal ibuku meretas nasib. Namun, tak lama menekuni nasib itu, ibuku meninggal. Liver menahun yang beliau derita membuatku syok. Selama ini tak ada keluhan dari tubuh tegarnya. Semua tersimpan rapi. Sepeninggalan ibuku, kehidupanku sepi. Keseharianku berteman dengan anak-anak yang statusnya sama denganku. Ya, panti asuhan. Usia 5 tahun harus merasakan kasih sayang yang terlupakan.
 *******
Langit Bangka seakan mulai berpijar. Menorehkan pelangi yang diselipkan pada gumpalan awan. Hal seperti ini selalu aku rindukan, ingin bertemu ibuku. Kulihat Mak Yati, sosok penjual jamu yang kerap aku ajak bercerita. Tentang hidupku, tentang ibuku. Hingga beliau cekikikan saat aku menceritakan kebiasaanku menumpahkan jamu buatan ibu.
 “Mak, terang mak!” Mak Yati terbangun perlahan. Entah apa yang ia mimpikan tadi. Mungkin sama halnya denganku, merindukan seseorang.
 “Mak, emak tidak pulang?”
 “Rugi emak Nduk, kalau pulang jam segini,” sembari kulihat tatapan matanya. Masih ada gambaran jamunya akan laku setelah hujan reda.
 “Yowes Mak, Rina wangsul[4] dulu…,” aku jabat tangan Mak Yati. Ya, aku sudah menganggap beliau sebagai ibu kandungku sendiri. Sosoknya yang aku rindukan selalu tersalurkan kepada Mak Yati.
 Kasih ibu..
 Kepada Beta…..
 Tak terhingga sepanjang masa….

 Liri lagu yang diciptakan Pak SM Mochtar seakan bukti cintanya anak kepada ibunya. Lagu itu, terus bergumam menemani langkahku pulang. Saat pelangi itu pudar, aku berharap kerinduanku tetap terjaga. Meski sebatas angan.

Catatan:

1.      Panggilan ‘kamu/anda’ dalam bahasa jawa halus

2.      Panggilan anak cewek dalam bahasa jawa

3.      Dibawa

4.      Pulang

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites