Translate

Quotes

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
(Pramoedya Ananta Toer)

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 28 Februari 2012

Siluet Reinkarnasi


Hari ini adalah waktu yang sudah sangat lama aku nantikan. Semenjak kepergianku ke negeri sakura setahun lalu membuatku tak dapat lagi menahan rasa kangen kepada emak, bapak juga adik-adikku. Keadaan ekonomi keluarga yang pas-pasan memotivasiku untuk berjuang keras mendapatkan beasiswa S1 ini. Alhamdulillah atas do'a emak, bapak juga adik-adikku akhirnya aku mampu mendapatkannya. Gelar Sarjana Teknologi Perikanan Universitas terkemuka di Jepang telah aku sandang. Dua jam lagi pesawat akan menerbangkanku menuju Indonesia lalu menuju kota kelahiranku, Surabaya. Ditengah banyaknya orang yang berlalu lalang dan teman-teman seprofesi yang turut mengantarkan kepulanganku tak terlihat seorang gadis yang kuharapkan hadir saat detik terakhir melihatnya. Namanya Maurine, ia gadis berkebangsaan Jerman yang berkuliah satu fakultas denganku. Namun, ia ke Jepang bukan mendapatkan beasiswa sepertiku, melainkan mengikuti keluarganya yang pindah.



Ia adalah kekasihku sudah tujuh bulan lamanya. Mempunyai tubuh yang ideal, kulit yang putih serta kacamata hitam yang selalu melekat di wajahnya adalah sosok yang membuatku jatuh cinta. Ia sepertinya tak rela melepaskan kepergianku. Tadi malam adalah terakhir kali aku berkencan dengannya. Aku teringat saat ia menangis terseduh meneteskan air matanya yang menyejukkan pada bahuku.

" This time it will surely come, I know it. I do not like if your leaving will bring our love is not as beautiful as ever,”

(waktu ini memang pasti akan tiba, aku tahu itu. Aku tak ingin jika kepergianmu akan membawa cinta kita tak seindah biasanya) ujarnya saat itu.



Kami telah berjanji bahwa jarak bukanlah hal yang mampu memisahkan cinta kami. Seketika mengingat kejadian tadi malam, tak terasa sepasang tangan lembut merangkulku dari belakang. Ku putar badanku menatap siapa orang yang memelukku itu. Terlihat wajah sembab Maurine yang memelukku. Kubalas pelukannya dengan erat untuk membuatnya lebih kuat dan tenang menjelang kepulanganku. Tak dapat dibendung, tangisan Maurine kembali meledak saat pesawat yang aku tumpangi akan segera diberangkatkan. Meski ini sangat berat bagi kami berdua, namun aku mencoba meyakinkan dia bahwa kami pasti bisa bersatu.

''Good bye Rey, I will always love u, I will miss you every time,"

( Selamat jalan Rey, aku akan selalu mencintaimu, aku akan merindukanmu setiap waktu) kalimat itulah yang terakhir kudengar dari mulut Maurine. Aku hanya menanggalkan senyum seindah mungkin padanya. Derap langkah kakiku terhenti ketika seorang pramugari mengecek tiket pesawatku. Ketika itu pula aku memasuki semacam ruangan panjang seperti lorong hingga sekejap wajah cantik Maurine hilang di pandangan mataku. Aku tahu ia sangat sedih, namun aku kembali meyakini Tuhan tak mungkin pisahkan kami dengan cara ini.



Kurang lebih 10 jam aku telah berada di dalam pesawat yang akan mendaratkan tubuhnya ke Bandara Soekarno-Hatta Jakarta. Aku sangat tidak sabar ingin bertemu keluargaku di Indonesia. Tak lama pun pesawat mendaratkan kakinya dengan selamat. Seluruh penumpang berdiri dan membawa barang masing-masing menuruni anak tangga pesawat itu. Ini sudah kali kedua aku menuruni tangga pesawat setelah sebelumnya berada di Jepang. Aku selalu bersyukur atas nikmat yang Tuhan berikan untukku. Wajah emak, bapak dan adikku setahun lalu membayangi rona ingatanku. Namun tak kujumpai mereka di dalam bandara yang sangat besar itu. Aku memakluminya, karena mungkin ongkos dari Surabaya-Jakarta sangatlah mahal bagi keluargaku. Bagi emak, asalkan dapur mengepul mereka sudah bersyukur. Memang emak, selalu mengajarkan cara bersikap hemat pada anak-anaknya. “Alhamdulillah Ya Allah, hamba tiba di Indonesia dengan selamat, hamba bersyukur engkau berikan kami kehidupan yang lebih baik dari mereka yang kurang beruntung dari keluarga hamba,” suara itu hanya aku saja yang mendengarnya. Akan tetapi kekecewaanku tak begitu panjang karena sahabat-sahabatku ternyata menyambut kedatanganku. Derai air mata mewarnai perjumpaan kami kembali. Mereka dengan segera mengantarkanku pulang ke Surabaya dengan mobil seorang sahabatku. Rencana untuk menaiki pesawat menuju Surabaya pun gagal. Aku sangat menghargai kebaikan para sahabat-sahabatku. Namun, kami menuju masjid terdekat untuk melaksanakan sholat ashar yang satu jam tadi sudah berlalu. Perjalanan menuju Surabaya kami tempuh dengan waktu 15 jam lebih. Tepat sekitar jam 10 pagi aku tiba di depan rumah yang setahun tak pernah kulihat. Tampak dari depan pintu yang sudah keropos, lantai ubin yang banyak lubang-lubang berbeda dengan rumah host family ku di Jepang. Senyum sumringai dan haru bahagia terpancar dari rona keluargaku. Emak adalah orang pertama yang memelukku dengan disertai air mata. Sehari penuh ini aku habiskan waktu dengan keluarga besar dan para sahabat-sahabatku. Selang lima hari sudah ku berpisah dengan Maurine. Rasa kangen dan segala macam rasa bercampur aduk dalam keseharian tanpa Maurine.



Meratapi masa-masa seperti ini bagiku tiada arti sama sekali. Sebab dengan jalan inilah aku mampu menilai sejauh mana kekuatan cinta kami berdua. Aku selalu meyakinkan Maurine bahwa takkan pernah ada pengkhianatan batin antar kami berdua. Sajak-sajak meluluh lantahkan keyakinan saat kuasa Tuhan berkehendak. Pagi itu, tepat dua minggu kepulanganku tersiar kabar miris dari negeri sakura. Gempa tektonik disertai gelombang Tsunami dahsyat menghujam negara Jepang. Keadaan itu menyedakkan telingaku dan pemerintah Jepang. Mendengar itu, aku bergegas menelepon apartemen yang disinggahi keluarga Maurine. Namun semua sia-sia tak ada satupun sambungan yang dapat menyalurkan teleponku. Aku lunglai seketika, tubuhku lemas seperti kapas berterbangan tak tentu arah. Ku teringat terakhir kalinya pelipis kananku terbentur ujung meja tamu yang tumpul. Suara emak dan adikku histeris saat melihat tubuhku terbujur tak sadarkan diri diatas lantai.



  Saat tersadar dari pingsan, ku merasakan sebuah kassa dan plester mengganjal di pelipis kananku. Entah berapa kali mentari terbit dan berapa kali bintang bersinar aku telah melupakannya. Kehidupan yang berjalan ini tak pernah ku sadari. Keseharianku hanya terhabiskan oleh lamunan semu. Keluargaku sempat khawatir melihat kondisiku yang kian berubah. Namun aku selalu meyakinkan mereka tak terjadi masalah apapun. Aku lebih mengkhawatirkan nasib Maurine. "Apakah dia tetap ada atau dia sudah tiada?," pertanyaan itu seakan menjadi teman setiap waktu.



Kembali kucoba menghubungi pengelola apartemen keluarga Maurine. Kuberharap kali ini aku mendapat jawaban pasti. Hatiku deg-degan tatkala seorang pria diujung telepon mulai berbicara dengan logat Inggris. Setelah menyampaikan tujuanku, tak berapa menit dia kembali menyapaku. Hal yang selalu terfikirkan selama ini ternyata benar terjadi. Maurine Covortzemskha beserta keluarganya menjadi bagian dari korban bencana Jepang. Ku tutup segera telepon itu, ku berteriak menangis sekencang-kencangnya. Aku bebas menangis sepuasnya. Karena situasi rumah yang sepi sedangkan keluargaku menjenguk anak tetangga yang sakit parah. Aku prihatin kepadanya. Aisyah cantik gadis berjilbab itu pernah dijodohkan denganku, namun aku menolaknya karena ingin melanjutkan sekolahku dulu. Penyakit kanker serviks telah dideritanya selama ini.



Hari-hariku sempat terbengkalai karena kehilangan sosok Maurine. Namun, aku harus ikhlas dan ku do'akan Maurine tenang di alamnya.

Malam harinya rupanya emak, bapak serta adik-adikku sudah datang dari rumah Aisyah. Namun anehnya, Aisyah juga ikut mendatangi rumahku. Ibuku bilang kanker yang menyerang Aisyah sudah hilang. Mendengarnya akupun senang dan mengajak Aisyah untuk ngobrol diluar.



"Powpow apa kabar?,".



"Glekk...," mendengar dia berbicara seperti itu aku kaget setengah mati. Powpow adalah nama panggilan sayang Maurine untukku.



"Pow, Mowmow kangen banget sama Powpow,"lanjutnya.



Aku semakin tak mengerti. Semua yang ia bicarakan persis seperti Maurine biasanya. Dari nama sayang kami berdua, makanan, film dan yang terakhir adalah lagu. Aku bingung. Lama aku terdiam menatapnya dan dia kembali menatapku.



"Pow, aku mau tanya,".Aku mengiyakan permintaan ia barusan.



"Powpow percaya nggak tentang sebuah roh yang berpindah ke jiwa yang tiada roh?," tanya Aisyah.



 "Maksud kamu reinkarnasi?," jawabku.



"Iya, percaya nggak?" pertanyaannya semakin membuatku bingung. Pertama, Aisyah kenapa sampai tahu seluk beluk aku dan Maurine. Kedua, kenapa ia bertanya hal yang jarang aku rasakan. Kembali aku bingung dan terdiam.



"Aku dulu tak percaya sebuah reinkarnasi, sama seperti katamu dulu. Namun sekarang aku telah merasakan itu. Pow, ini aku Maurine," kembali ia berbicara fakta yang mengejutkanku. Detak jantung yang awalnya berdetak normal, kini menjadi cepat. Aku syok, pandanganku kabur dan akhirnya semua gelap. Ketika ku tersadar dari pingsanku, wajah Aisyah menjadi panorama yang selama ini tak pernah aku lihat. Aku berpikir sejenak mengenai ucapannya tadi. Apakah inijawaban atas keyakinanku selama ini, bahwa kami tak mungkin terpisahkan dengan cara apapun? Bahkan kematian sekalipun, hingga mengantarkan roh Murine kedalam tubuh Aisyah? Dan apa yang terjadi dengan Aisyah, apakah dia mati?.



“Kamu tak perlu takut Rey, aku bukan jelmaan setan yang merasuki tubuh Aisyah. Ketika beberapa waktu yang lalu Aisyah telah tiada dan aku entah kenapa serasa hidup kembali. Dan aku hidup dalam tubuh Aisyah ini,” jelasnya panjang lebar.



Mendengar itu aku langsung memeluk tubuhnya erat-erat dan sejenak melupakan problema dua roh yang membuatku pusing. Aku sangat cinta pada Maurine dan aku benar merasakan Aisyah kini berganti menjadi sosok Maurine meskipun bukan fisiknya. Tetapi aku lebih bahagia, karena Maurine yang berada dalam tubuh Aisyah kini seiman dengan ku.



“Ya Allah, aku terlalu bodoh menilai makhlukmu. Aku tak mengerti mengenai jalan yang engkau pilihkan untukku. Sejujurnya aku mencintai Maurine bukan Aisyah. Namun jiwa Maurine yang kucintai yang tak halal di agama-Mu kini berada dalam raga Aisyah yang tak pernah ada rasa di hatiku. Salahkah aku meyakini sebuah reinkarnasi? Tegur aku Ya Allah bila aku salah dalam perjalanan mendapatkan jodoh yang halal di hadapanmu,” rintihanku itu sempat terdengar oleh Maurine.



“Rey, siapkah kau menghadapi teka-teki Tuhan akan perjalanan cinta kita selanjutnya?,” tanyanya.

“Tentu,”. Jawabku seraya menyimpulkan senyum manis dihadapannya.

Kamis, 16 Februari 2012

Keinginan Kecil Di Celah Sadar




Aku sangat bangga memiliki ayah sepertinya. Kerap teman-teman pramukaku mengharap untuk menjadi anak seorang bapak pandu dunia. "Andaikan gue anak Mr. Lord Baden Powell, pasti gue menangin berbagai kejuaraan kayak loe" ujar Christine ketika hari ini aku kembali menyabet juara pertama kepemimpinan pramuka. Kalau dibilang senang tentu sangat senang. Tapi harapanku bukan aku menang semata-mata anak Papa. Dibalik kemenanganku, banyak sekali anggapan aku menang karena pamor papa. Ah, mereka tak jadi seperti aku. Mereka tak merasakan betapa besarnya usahaku. Rupanya papa telah menungguku di pelataran Rinkaby. Sambil mengangkat medali yang aku dapat, papa tak henti-hentinya berteriak kencang. Papa memelukku. Di sampingnya teman-temanku juga bernasib sama, ikut merasakan kemenanganku. Itu otomatis traktiran besar menunggu setelah apa yang kujanjikan pada mereka beberapa jam lalu. "Papa sudah yakin, anak papa pasti menang," lagi-lagi perkataan yang sama kuterima setiap kemenanganku. Kurasakan teman timku mengangkat tubuh kecil ini. Mereka mengarakku memutari lapangan perkemahan Rinkaby. Sedangkan papa masih tetap lengket di pinggir pohon eve yang sesekali memberi semangat pada pemenang lain. Sesekali ia layangkan senyumannya padaku. Aku mengambil slayer pramukaku dan kukibas-kibaskan ke angkasa. Ku ambil topiku dan kupakaikan pada Christine. Ketika tersadar, gadis cantik itu berevolusi menjadi sosok yang menyeramkan. Aku memberikan kode pada teman dibawah untuk berhenti. Alhasil, bukannya berhenti malah semakin kencang. Kutengok mereka. Tidak!!! Mereka juga sama seperti Christine, tubuhnya mirip monster di film Resident Evil. Di depan mataku terlihat turbulensi hitam yang siap melenyapkanku. Aku tengok arah belakang, papa masih tersenyum padaku. Namun, senyum itu lebih mengartikan senyum kebengisan. Kucoba menggeliatkan badan berharap lepas dari angkatan para monster nemesis. Namun sosok Christine tadi kini mencabik lenganku. Tubuhku terguncang akibat cabikannya. Kurasa ada racun yang menginveksi hingga membuat badanku lemas perlahan. Di sisa tenaga aku menendang Christine jadi-jadian itu. Kali ini aku berhasil lepas dari belenggu para Nemesis bengis itu. Aku terjatuh dari cengkeraman mereka. "Sakiiiittt!!!!!," pekikku keras. Kumendengar banyak langkah yang menghampiriku. Baru tersadar aku terjatuh dari ubin musholla. Syukurlah, apa yang aku alami barusan hanyalah mimpi. Baru kali ini tidur begitu lelap sampai harus mimpi buruk. Aku ingat kalau aku sempat beristirahat di sini karena di dalam tenda saat siang panasnya minta ampun. Terlihat Christine masih cekikikan mendapati aku masih duduk di atas tanah. Suasananya mimpi itu pas sekali dengan jambore pramuka. Ah, semua orang melihat dengan tatapan seakan aku adalah monyet yang tengah gagal beratraksi. Malu! Malu! Malu!. Kulihat jam ditanganku menunjukkan pukul 2 siang. Itu berarti 30 menit lagi penutupan jambore nasional pramuka akan ditutup. Dan semoga aku mendapatkan juara seperti apa yang ada dalam mimpiku. Setidaknya Christine yang cantik itu tak berubah menjadi monster Resident Evil. Semoga.

Selasa, 07 Februari 2012

Pertemuan Pertama LRS Chapter Pasuruan: Walau Bau Acem Tapi Semangat 45


Assalamu'alaikum Wr.Wb.....


Deg... Petugas TU yang bernama Pak Willy mendatangi kelasku. Saat itu Senin, 6 Februari 2012. Ternyata beliau membawa paket buku dari Leutika Publishing. Waahhh... Senangnya diriku. Itu berarti saya telah benar-benar jadi koordinator LRS Chapter Pasuruan. It"s first time for me.

Baiklah, semenjak diterimanya buku kiriman pertama dari penerbit Leutika Publisher, pada hari itu akhirnya pertemuan perdana Leutika Reading Society (LRS) Chapter Pasuruan terlaksana pada esoknya di SMAN 1 Grati. Semua anggota LRS kami adalah pelajar yang bersekolah di sekolah tersebut. Selasa 7 Februari 2012 sepulang sekolah kami berkumpul di halaman sekolah. Anggota LRS Chapter Pasuruan masih terbilang unyu-unyu. Masih enam anggota. Namun pada hari itu ada satu orang yang baru jadi member kita. Selamat ya!!!!! Semoga kamu betah deh, amin Ya Allah!!!!

Pertemuan yang dihadiri oleh lima orang anggota ini tak menyurutkan sang koordinator untuk memberikan pengarahan Loh, kok cuma lima anggota? bukannya tujuh ya?
Ternyata, dua anggota kita saat itu sedang tidak enak badan alias sakit. Semoga cepet sembuh ya....

Dari kiri ada Nailis, Arin, Sulis, Rahma dan Azizah (member baru)


Maklum disini kemarin habis kebanjiran kawan, jadi banyak temen-temen saya yang juga sakit.

Acara berlangsung sepulang sekolah pukul 14.00-14.30 WIB.
Acaranya sama saja pastinya dengan Capter lain, yaitu pengenalan  LRS kepada para anggotanyaa serta keuntungan mengikuti kegiatan ini. Jadi seru deh saat itu. Selain itu koordinator menjelaskan kewajiban tiap anggotanya. Dari yang membagikan buku-buku kepada anggota hingga kewajiban anggota untuk membuat kesimpulan dari apa yang didapat dari buku bacaannya.Serta memberikan kewajiban tambahan bagi tiap anggota untuk membawa teman-temannya bergabung dengan LRS ini. Serta menekankan bahwa tidak henti-hentinya untuk selalu sharing apabila tidak ada hal yang kurang dimengerti.


Kita berharap program kegiatan yang telah dibuat ini bisa berjalan secara berkelanjutan agar semangat menambah ilmu dengan mengusung kegiatan membaca ini bisa diperjuangkan kedepannya sehingga terlahir individu-indivu yang mampu memotivasi lingkungannya. 
Rencana koordinator saat itu ialah sekaligus membahas program yang kedepannya bisa dijalankan baik oleh LRS Chapter Pasuruan ini. Namun, karena cuaca yang tidak bersahabat kita cukupkan kopi darat pertama hanya berlangsung setengah jam saaja. Tapi, kita sudah ada janji minggu depan pasti akan bertemu dan membawa apa yang kita dapat dari buku baru itu. Wah... terlihat pancaran kebahagiaan dari para anggota dan saya juga. Hehehe....
Dan juga anggota pasti bakal bertambah... Amin.

Kegiatan langsung ditutup dengan do'a agar perjalan pulang ke rumah masing-masing dalam keadaan selamat.

Liat-liat isi buku tuh.. bagi-bagi dong!!! Masa saya cuma sebagai juru foto.....


Harap tenang.... Baca-baca... !!!!




Demikin laporan pertemuan perdana LRS Chapter Pasuruan, Semoga apa yang kita lakukan mendapat barokah dari Allah SWT, Amin Xa Mujibassailiin...
Semoga pertemuan ,mendatang kita bisa berkumpul secara lengkap dan bertambah semangat membacanya. 
LRS Pasuruan: "Bersama Leutikans Untuk Literasi Masa Depan"

Akhir kata, 

Wassalamu'alaikum Wr.Wb .........


Koordinator LRS Chapter Pasuruan

Senin, 06 Februari 2012

Berkenalan Dengan LRS Chapter Pasuruan



Dear all Leutikans,
Sudah ada yang tahu apa itu LRS?
Yuk, tengok sini!


Sebelum menjelaskan apa itu LRS, anda harus paham dulu siapa yang mendedikasikan progam baca ini.

Ya, Leutika Publishing. Sebuah penerbit buku indie yang memiliki slogan "Bukan Penerbit Buku Biasa" inilah si empunya program.


Leutika dan LeutikaPrio membentuk Leutika Reading Society (LRS) sebagai bentuk apresiasinya kepada para Leutikans. Leutika berusaha untuk terus membersamai Leutikans mulai dari proses membaca sampai akhirnya berhasil menjadi penulis yang membuahkan karya sendiri.

LRS sendiri sudah berdiri sejak 21 Oktober dan terus berbenah demi kenyamanan para Leutikans. Saat ini tercatat 23 LRS aktif yang tersebar di berbagai pelosok Tanah Air mulai dari Banda Aceh, Lampung, Bengkulu, Bima, Bojonegoro, Cilacap, Demak, Jakarta, jember, sampai ke Bone. Dan kali ini yang mengikuti jejaknya adalah LRS chapter Pasuruan. LRS chapter Pasuruan sendiri berdiri pada 17 Januari 2012. Motto dari LRS chapter Pasuruan sendiri adalah "Bersama Leutikans Untuk Literasi Masa Depan"

LRS ngapain aja, sih?

Intinya sih, LRS menjadi ajang kumpul-kumpul bagi para pecinta literate termasuk di antaranya yang hobi baca dan menulis. Kami akan mengirimkan 3 exp buku gratis ke masing-masing LRS setiap bulan untuk kemudian:
- Dibaca bergiliran oleh para anggota
- Didiskusikan saat pertemuan rutin LRS
- Dibuat ulasan dan resensi oleh masing-masing anggota

Selain itu, anggota LRS akan mendapat fasilitas khusus sebagai berikut:
- Merchant Leutika
- Kompetisi khusus antar LRS (seperti resensi, artikel, essai, dsb)
- Kolom khusus untuk karya anggota di www.duniapenulis.com
- Support penuh untuk event yang diadakan LRS (syarat dan ketentuan berlaku)
- Paket penerbitan GRATIS untuk karya antologi para anggota LRS (diberikan setiap enam bulan sekali selama LRS tersebut masih aktif)
- Support promo untuk buku antologi yang sudah terbit
- LRS Award (LRS terpilih akan mendapatkan piagam penghargaan dan hadiah khusus)

Apa enaknya jadi The koordinator of LRS?
Dengan menjadi koordinator LRS, kamu bisa mendapat beragam keuntungan seperti:
1. Didapat langsung saat aktivasi:
- Buku gratis untuk koleksi pribadi (3exp/bulan, judul boleh memilih)
- SMILE e-Magz (format Pdf)
2. Didapat setelah tiga bulan keanggotaan aktif:
- Kaos Leutika
- Voucher penerbitan sebesar Rp 150.000,- yang diberikan setiap enam bulan sekali
- Voucher diskon tambahan 20% (berlaku untuk buku terbitan Leutika dan LeutikaPrio)
Kami juga memberikan reward khusus untuk koordinator dengan kinerja terbaik.

Apa kewajiban Koordinator?
Kewajiban para koordinator adalah sebagai berikut:
1. Mencari dan memprovokasi calon anggota LRS agar mau bergabung (minimal 5 orang)
2. Membuat pertemuan LRS minimal 1 bulan sekali dan memastikan keaktifan tiap anggota dalam diskusi
3. Membuat ulasan hasil diskusi rutin LRS dan publish di notes dan blog pribadi
4. Memastikan setiap anggota membuat resensi buku di notes fb dan blog pribadi masing-masing
5. Membuat foto dokumentasi dari forum diskusi LRS untuk kemudian dipublish di wall FB atau di blog
6. Menghadiri pertemuan rutin dengan petinggi Leutika serta koordinator LRS lainnya via Group Chat setiap sebulan sekali
7. Hal-hal lain akan diatur sesuai dengan perkembangan program ini.

Yang belum gabung, yuk segera gabung!

Jumat, 03 Februari 2012

UNDANGAN TERBUKA ANTOLOGI PUISI 100 PENYAIR UNTUK PELACUR (DL 10 Februari 2012)

Seringkali kita menganggap bahwa seorang pelacur adalah mereka yang tak berbudi, bernaluri hewani, bahkan tak punya harga diri. Sebuah pertanyaan yang harus kita garis bawahi dan jawab bersama; apakah mereka (yang mengatakan pelacur sama dengan hewan) lebih baik dari seorang pelacur? bagaimana bila mereka berada dalam posisi sebagai seorang pelacur?

Pelacur juga punya hak hidup, menyampaikan aspirasi, dan bersosial dengan yang lain. lantas apakah kita akan bisa menerima mereka dalam hidup ini kalau kita meng-klaim bahwa mereka adalah segerombolan hewan yang berwajah manusia.

Berangkat dari itulah kami dari Komunitas Sanggar Gladakan mengundang teman-teman dalam antologi puisi 100 PENYAIR UNTUK PELACUR. Mari kita angkat martabat saudara-saudara kita itu dari kaleng-kaleng paradigma kotor, stigma-stigma negative yang memvonis sebagai sampah masyarakat. Dan mari kita sandingkan mereka sejajar dengan kita.


Ketentuan Umum:
  1. peserta adalah mereka yang peduli terhadap masalah-masalah sosial
  2. tidak ada batasan usia dan jenjang pendidikan
  3. terbuka untuk umum baik penulis dalam negeri maupun luar negeri
Ketentuan Khusus:
  1. Naskah belum pernah dipublikasikan di media cetak, elektronik & online.
  2. Puisi tidak sedang diikutkan dalam sayembara atau sudah diterbitkan dalam antologi lainya.
  3. Puisi adalah karya asli, bukan saduran, bukan jiplakan atau plagiat.
  4. Puisi minimal satu kata.
  5. Naskah diketik dengan komputer di atas kertas A4 dengan jarak spasi 1,5. Times New Roman, panjang naskah maksimal 2 halaman.
  6. Peserta menyertakan biodata narasi dan alamat lengkap yang ditempatkan pada bagian akhir puisinya, serta foto terbaru di file terpisah (di attach file kirim email).
  7. Memiliki akun FB dan memposting info undangan ini di catatan FB masing-masing dengan mengetag teman minimal 25 teman beserta Komunitas Sanggar Gladakan Tuban.
  8. Peserta hanya boleh mengirim maksimal 3 pusi terbaiknya.
  9. Naskah di kirim ke email: sanggargladakan@yahoo.co.id dengan subjek email:PUISI_AKU DAN PELACUR
  10. Naskah dikirim paling lambat 10 Pebruari 2012 pukul 23.59 WIB.
  11. Pengumuman puisi terpilih pada tanggal 15 Februari 2012.
  12. Panitia hanya mememilihl 2 puisi terbaik dari masing-masing penyair.
  13. panitia hanya memilih 100 penyair yang akan dibubukan oleh panitia.
Tema Puisi:
Pelacur; mereka sama dengan kita.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites